Jumat, 29 Oktober 2010

HUJAN ANEH

Biasanya hujan turun sebagai es, air atau butiran salju, namun bagaimana jika membawa hal-hal yang tak masuk di akal. Hewan ikan atau katak, bahkan berwarna merah seperti darah. Sesungguhnya ada apa dengan bumi kita, apakah benar bahwa bumi masih belum sempurna. Lalu teori pembentukan bumi yang seperti apakah yang paling benar. Mungkinkah bumi kita ini masih akan terbentuk menjadi sesuatu hal yang baru.


Semua makhluk yang bernyawa pasti membutuhkan air. Namun selain membawa dampak positip, air juga membawa dampak negatif pula seperti banjir, longsor, termasuk juga tsunami. Kurang lebih 71 % muka bumi terdapat air dalam bentuk padat (es), cair (air) dan gas (uap air). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap dengan pembagian air asin, air tawar, dan air tawar itu bisa tersimpan dalam tanah (air tanah) juga terbentuk dalam es. Berjumlah relatif tetap di karenakan air secara terus menerus bersirkulasi (siklus hidrologi). Pembagian air akan tercurah melalui penguapan, kondensasi awan, lalu turunlah hujan dalam bentuk butiran air maupun bentuk salju.

Namun di dengan bertambahnya umur bumi, terjadi beberapa fenomena alam terkait dengan hujan. Beberapa diantaranya yaitu hujan katak, hujan ikan dan bahkan hujan yang berwarna merah yang di yakini beberapa masyarakat sebagai hujan darah.

Sekitar bulan Juni 2009 kemarin Jepang dikejutkan dengan adanya phenomena aneh yang terjadi saat turun hujan. Bukan hanya air yang turun melainkan diikuti hewan berbentuk seperti kodok. Hewan ini memiliki panjang dengan diameter 5 cm berbentuk seperti berudu kodok. Hujan seperti kodok ini terjadi di beberapa kota yaitu: Taiwa, Nakanoto, Asahi dan Kuki

Hujan ikan di Honduran Folklore, terjadi di Departamento de Yoro antara bulan-bulan Mei dan Juli. Para saksi menyatakan fenomena ini dimulai dengan munculnya awan hitam di langit yang diikuti oleh petir, angin kuat, dan hujan lebat selama 2 hingga 3 jam. Saat hujan berhenti itulah, ratusan ikan yang masih hidup dapat ditemukan di atas tanah. Orang-orang akan mulai memungutinya dan memasaknya di rumah. Sejak 1998 festival yang diberi nama “Festival de la Lluvia de Peces” atau “Rain of Fish Festival” dirayakan tiap tahunnya di kota Yoro, Departamento de Yoro, Honduras.

Hujan darah di daerah Kerala India, terjadi pada 25 Juli 2001, hujan lebat dengan air berwarna merah menghujani negara bagian Kerala di India. Hujan itu berlangsung hingga September 2001.
Lebih dari 500.000 meter kubik air hujan berwarna merah tercurah ke bumi. Pada mulanya ilmuwan mengira air hujan yang berwarna merah itu disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan menemukan sesuatu yang mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut adalah sel hidup, sel yang bukan berasal dari bumi!

Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah selatan India. Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama dilaporkan turunnya hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam. Setelah 10 hari, intensitas curah hujan mereda hingga September.
Hujan tersebut turun hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit per hujan. Para penduduk lokal menemukan baju-baju yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah. Penduduk lokal juga melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor.


1 komentar:

johan mengatakan...

la terus kesimpulannya apa mas, kenapa bisa terjadi hujan yang aneh seperti itu? apakah mas bisa menjawabnya? salam hangat

Posting Komentar

kenapa ragu tuk lestarikan bumi